Apa yang Anda ketahui tentang buku PUIL 2000 dan PUIL 2011?

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

Apa yang Anda ketahui tentang buku PUIL 2000 dan PUIL 2011?


Pernahkan anda membeli sebuah peralatan elektronik, dan didalamnya terdapat sebuah buku panduan untuk pemakainnya, berapa sumber tegangan yang cocok untuk alat tersebut, perawatannya, serta hal-hal yang dapat membuat peralatan tersebut rusak. Nah buku tersebut dijadikan pedoman agar alat tersebut dapat digunakan dengan maksimal dan juga agar terhindar dari kerusakan-kerusakan. itu adalah sebuah ilustrasi, begitu juga kalau kita hendak memasang sebuah instalasi lsitrik ada pedomannya, bukan asal pasang. Pedomen itu tertuang dalam PUIL.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah peraturan yang mengandung rekomendasi atau persyaratan wajib yang harus dijadikan pedoman dalam pekerjaan pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik

Maksud dan tujuan dari digunakan PUIL sebagai acuan dan pedoman antara lain :

  1. Agar instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik
  2. Terjaminnya keselamatan manusia
  3. Terjaminnya keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya
  4. Terjamninnya keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran 
  5. Tercapainya tujuan dari pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien dan nyaman

Ketentuan umum lain yang harus dipenuhi yaitu :

  1. Setiap instalsi harus ada rencan instalasi yang disetujui
  2. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah kebakaran
  3. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standar dan tanda pengenalnya : nama dan logo pembuat, tegangan dan daya/arus pengenal. Data teknis lain yang disahkan SNI. Memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya
  4. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi/pelindung untuk keselamatan, proteksi kejut listrik, thermal dan arus lebih, dan proteksi tegangan lebih
  5. Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa, diuji dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan, dan yang memnuhi ketentuan PUIL diberi sertifikat
  6. Perencana, pemasang dan pemeriksa instalsi listrik harus memiliki izin dan harus menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai bidangnya

Untuk itu pemerintah mengeluarkan buku pedoman untuk pemasangan instalasi tenaga listrik ini, yang namanya PUIL. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) ini sudah mengalami amandemen/perubahan yang tadinya PUIL 2000 diamanden menjadi PUIL 2011. 

Bagi yang memerlukan PUIL ini dapat di unduh di link dibawah ini :

A. Standarisasi Notasi Nama dan Simbol

Tujuan standarisasi yaitu untuk mencapai kesamaan pemahaman dan kesamaan gambar kerja, baik dalam bentuk maupun nama. Pada umumnya bagian yang distandarisasi sebagi berikut :

1. Kualitas, yaitu ukuran dan bentuk komponen

2. Simbol gambar

Standarisasi dilakukanoleh badan dunia. salah satu badan dunia yang menangani standarisasi terdapat di Ganeva, Swiss. Dua badan satandarisasi yang terdapat di swiss 

  1. International ElectrotechnicalCommmission (IEC), yaitu badan standarisasi dalam bidang teknik listrik. 
  2. International Organization for Standardization (ISO), yaitu badan standarisasi dalam bidang-bidang mutu, manajemen dan bidang lainnya

Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang simbol atau lambang yang harus diberi nama, hal ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman cara membaca gambar serta untuk keseragaman setiap gambar kerja. berikut ini 

Apa yang Anda ketahui tentang buku PUIL 2000 dan PUIL 2011?

Notasi adalah nama simbol atau gambar untuk huruf pertama, sedangkan nama untuk huruf kedua atau ketiga bisa berupa indeks angka, seperti berikut ini :
  1. Berupa angka urut, misalnya 0,1,2 dan seterusnya
  2. Beberapa huruf sebagai pembeda, misalnya M (main = utama) ; A (auxiliary = bantu) ; T (timer)

Simbol pada gambar yang berupa indeks angka harus urut. angka tersebut bisa dimulai dari angka 0 atau 1 dan tidak diperbolehkan dari angka 2 atau lebih. hal ini bertujuan untuk menghitung jumlah simbol gambar yang dipakai dalam satu instalasi. contoh pemberian simbol angka yaitu F0, F1 adalah simbol pengaman (misalnya sekering) sebanyak 2 buah.

Simbol dengan indeks angka sebaiknya menggunakan ukuran yang lebih kecil dari huruf yang diikutinya. Contoh pemberian symbol dengan indeks angka yaitu K1M, K2M, K3A, dan K4T. Simbol indeks tersebut dapat diartikan bahwa dalam sebuah gambar instalasi terdapat 2 kontaktor utama, 1 kontaktor bantu, dan 1 kontaktor timer.

Namun demikian, dalam sebuah gambar intalasi tidak diperbolehkan adan angka indeks yang sama meskipun symbol gambarnya berbeda. Contoh pemberian symbol yang salah yaitu K1M, K2A, dan K1T. Letak kesalahan symbol tersebut yaitu adanya sebuah timer yang menggunakan indeks angka 1. Agar symbol indeks tersebut menjadi benar, angka 1 dalam K1T tersebut diganti dengan angka 3 (K3T).

Selain notasi nama, ada pula notasi terminal yang perlu kita ketahui. berikut ini notasi terminal yang dapat digunakan dalam gambar instalasi listrik 

  1. Notasi angka, 1,2,3 dan seterusnya
  2. Notasi huruf R, S, T dan seterusnya

Berikut ini adalah aturan-aturan yang sering digunakan untuk memberikan notasi nama dan notasi terminal pada sebuah simbol gambar :

  1. Nama gambar ditulis dengan huruf balok dan diletakkan di sebelah kiri simbol.
  2. Nama terminal diletakkan disebelah kanan terminal dengan ketentuan sebagai berikut. Simbol terminal berupa angka. angka ganjil digunakan pada terminal masukan, sedangkan angka genap digunakan pada terminal keluaran. Sistem Amerika menggunakan huruf R, S, T sebagai simbol terminal masukan. terminal keluaran menggunakan simbol U, V, W. Sistem Eropa menggunakan simbol L1, L2, dan L3 untuk masukkan. sedangkan T1, T2, T3  untuk terminal keluaran

About Admin

Seorang Guru SMK Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang berusaha mengamalkan ilmunya yang masih sedikit. Mudah-mudahan karya yang kecil ini dapat bernilai ibadah. Ammin

Pada instalasi rumah tinggal, kabel merupakan komponen istalasi listrik yang paling utama. Fungsi kabel listrik adalah sebagai penghantar listrik. Pada umumnya, terdapat banyak jenis kabel yang digunakan sebagai penghantar listrik. Namun utnuk keperluan instalasi listrik pada rumah tinggal, jenis kabel yang umum dipakai adalah kabel NYA atau NYM.

Jenis kabel pun ada banyak ukuran dan bentuknya. Namun untuk keperluan rumah tinggal, ukuran kabel yang dipakai adalah kabel dengan luas penampang antara 1,5 milimeter sampai 2,5 milimeter.

Apa yang Anda ketahui tentang buku PUIL 2000 dan PUIL 2011?

Macam-Macam Nama Kabel Listrik

Kabel instalasi terdiri dari kabel Phase, kabel Netral, dan kabel Arde.

  • Kabel Phase disebut juga kabel fasa, kabel api, atau kabel positif (+)
  • Kabel Netral disebut juga kabel negative (-)
  • Kabel Arde disebut juga kabel grounding atau pentanahan/pembumian.

Instalasi yang baik dan aman harus terdiri dari tiga kabel ini. Namun…, kebanyakan instalasi listrik di rumah-rumah di Indonesia hanya menggunakan dua kabel saja, Phase dan Netral. Kabel arde atau pembumian jarang digunakan. Alasan yang sering dipakai adalah penghematan bahan atau biaya.

Sebenarnya kabel arde atau pembumian mempunyai fungsi sebagai pengaman dari kegagalan isolasi pada rangkaian instalasi. Tegangan listrik yang terekspos (bocor) akan disalurkan ke tanah oleh kabel arde.

Standar Warna Kabel Instalasi Menurut PUIL

Dari tiga jenis kabel yang telah disebutkan di atas, lalu pertanyaanya; Bagaimana cara membedakan kabel instalasi berdasarkan kode warna? Berikut ini adalah penjelasan bagaimana menentukan kabel phase, netral dan ground berdasarkan kode warnanya.

Penentuan warna kabel instalasi listrik di Indonesia mengacu pada standar PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) dan SNI (Standar Nasional Indonesia). Dan yang harus diketahui bahwa pada PUIL telah dilakukan beberapa revisi. PUIL 2000 hingga sekarang yang terakhir adalah PUIL 2011.

Pada pembahasan kode warna kabel ini akan kami berikan tabel perbedaan kode warna kabel antara PUIL 2000 dengan PUIL 2011. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kita mengenai standarisasi kode warna kabel listrik.  

Berikut ini adalah tabel warna kabel instalasi listrik

Apa yang Anda ketahui tentang buku PUIL 2000 dan PUIL 2011?


Pada kedua peraturan tersebut terdapat perbedaan standar penentuan kode warna kabel instalasi listrik. Jadi…, pada instalasi listrik lama akan ditemukan penggunaan kode warna sesuai dengan PUIL yang terdahulu. Dan untuk pemasangan instalasi listrik saat ini, maka standar yang digunakan dapat mengacu pada PUIL 2011. Dan tidak menutup kemungkinan dapat berubah lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Demikianlah penentuan standar warna kabel instalasi listrik berdasarkan PUIL. Semoga informasi ini dapat berguna bagi anda.